Rabu, 06 Agustus 2014

Menulis

Judul ini memang sangat pendek berhubung saya sendiri tidak tahu mau ngasih judul apa setelah saya membaca tulisan saya sendiri.
Sudah sekian lama aku tidak pernah nulis lagi. Beginilah kalau menulis cuma kalau sedang mood aja. Beberapa kali niat untuk nulis novel, cerita panjang, atau apa pun itu, pasti terhenti di tengah jalan. Ternyata, baru aku sadari, menulis juga butuh disiplin. Jadi, Insya Allah, mulai hari ini, aku mau coba disiplin menulis, setidaknya untuk diriku sendiri.
Sekarang, kenapa kadang kita sering kesulitan untuk istiqomah dan berdisiplin dalam menulis? Sebenarnya sederhana, kita masih menganggap tulisan sebagai hasil dari apa yang kita kerjakan. Padahal sebenarnya tulisan adalah apa yang kita kerjakan untuk diri kita sendiri. Sederhananya, menulis adalah pekerjaan diri untuk diri. Bagaimana pun anda menulis untuk dibaca orang, maka anda tidak akan bisa menulis dengan tuntas, karena anda akan selalu melihat tulisan yang bagaimana enak dibaca orang. Padahal itu bukan tugas penulis, itu tugas editor.
Apa lagi? Mungkin, selain karena ingin dibaca, pasti karena bingung memulainya dari mana, bagaimana dan kenapa. Sebenarnya, saya sendiri masih bingung untuk masalah ini, karena saya sendiri masih bingung kenapa saya menulis. Spontan, kalau aku ditanya begitu, aku akan menjawab karena mau. Banyak alasan orang untuk menulis. Mau punya diary, mau punya kenangan dan lain-lain. Setidaknya begitulah apa yang aku lihat.
Orang bilang kalau gaya tulisan seseorang mencerminkan bagaimana orang itu. Mungkin memang ada benarnya. Dari beberapa buku yang sudah aku baca, jelas sekali bagaimana seseorang berlaku dilihat dari bagaimana mereka bertutur. Tapi, biasanya para penulis awam, seperti saya ini, sering meniru gaya tulisan seseorang. Apa itu salah? Tidak sepenuhnya. Pernah suatu hari, sudah lama sekali, aku mengirim surat kepada salah seorang penulis untuk meniru gaya tulisannya. Dia sendiri mengizinkan saya untuk meniru. Terserah dia, katanya.
Nah, setelah saya memutuskan untuk mencoba disiplin menulis, aku akan coba untuk disiplin posting di blog. Ini postingan pertama saya di blog ini, tapi bukan yang pertama di internet. Supaya disiplin lebih, aku akan memberi materi khusus di setiap hari pemostingan. Hari Senin sampai Rabu, aku akan posting bacotan apa saja yang aku mau. Hari Kamis, aku akan memosting cerita-cerita yang gaya bahasanya terinspirasi dari Surayah Pidi Baiq. Hari Jum’at, sebagai hari besar umat Islam, Insya Allah saya akan post sebuah tausiyah. Hari Sabtu dan Ahad akan ada post spesial tentang hobiku, yaitu Rubik Cube dan Rail Fans. Jadi akan banyak posting tentang Rubik dan Kereta Api.
Sebenarnya, bingung juga aku untuk memulai menulis ini. Tapi, insya Allah dengan disiplin ini, aku akan mendapat apa yang saya inginkan. Saya tidak pernah berharap tulisan saya dibaca seperti saya tidak berharap bacaan saya ditulis. Dengan berbagi, setidaknya kalian sudah tahu apa yang aku pikirkan, tanpa perlu bertemu denganku, yang mungkin saja membuang waktu. Lalu apa? Kalau kalian sudah tahu apa yang aku pikirkan, berarti tugasku sudah selesai untuk membuat kalian membacanya. Masalah kalian bingung atau tidak itu urusan belakangan. Silahkan share kalau memang butuh, tinggalkan kalau tidak.
Memang kita sebagai manusia tidak bisa apa-apa di dunia yang nyatanya hanya permainan dan sendau gurau. Kita tidak bisa melakukan yang terbaik selama manusia melihat kita. Kita juga tidak akan menemukan yang terbaik selama masih ada penilaian manusia lain. Karena sejatinya manusia tidak bisa membuat manusia lain menjadi lebih baik. Manusia hanya bisa komentar dari apa yang temannya perbuat.

Sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 4 Agustus 2014